MENELAAH STRUKTUR DAN KEBAHASAAN TEKS NARASI (CERITA FANTASI)
MENELAAH STRUKTUR DAN
KEBAHASAAN CERITA FANTASI
A.
Struktur Cerita Imajinasi
1.
Orientasi
Bagian ini merupakan tahap pengenalan mengenai cerita
tentang apa, siapa pelaku dalam cerita, di mana cerita terjadi, dan kapan
cerita itu terjadi.
2.
Komplikasi
Pada bagian ini tokoh telah mengalami konflik. Konflik ini
dapat berupa konflik tokoh yang berhadapan dengan kekuatan alam, antartokoh,
atau dengan dirinya sendiri.
3.
Resolusi
Bagian ini merupakan tahapan penyelesaian atau peleraian.
Tahapan ini bisa ditutup dengan akhir yang menyenangkan atau tidak sedikit
cerita yang berakhir dengan tragis dan menyedihkan.
Perhatikan contoh berikut.
Orientasi Minggu
pagi yang cerah Ardi, Handi, dan Dani berada di Candi Trowulan. Mereka merupakan siswa
dari sebuah SMP yang sedang melakukan tugas pengamatan untuk karya ilmiah
remaja. |
Komplikasi “Tolooong,“ tiba-tiba
terdengar suara Handi berteriak minta tolong. Dani dan Ardi yang berada tidak
jauh dari tempat itu segera berlari menghampiri. Betapa kagetnya mereka
berdua melihat Handi berada di sebuah lubang dan hanya kelihatan tangannya.
Dengan reflek Ardi dan Dani menarik berusaha menolong Handi. Tapi “Aaahh...!
terdengar teriakan keras dan mereka bertiga terseret masuk ke lubang itu. “Di mana kita??” Ardi bertanya sambil menatap
tembok sekelilingnya yang memancarkan kemilau keemasan. “Tempat apa ini?”
Handi dan Dani bertanya hampir bersamaan. Tiba-tiba, di hadapan
mereka, muncul laki-laki bertubuh kekar. “Kalian bertiga saya
panggil untuk menemui leluhurmu!” laki-laki tegap itu berujar dengan penuh
wibawa. Ketiga anak itu terbelalak. “Sii aa .. pa Bapak?”
sambil gemetar Handi memberanikan diri untuk bertanya. Situs Trowulan “Aku yang berjanji tak
akan makan buah palapa sebelum Nusantara bersatu,” jawab laki-laki itu dengan
mata tajam menatap ke arah tiga anak yang masih ketakutan itu. “Gaajah Maada ...!”
suara ketiganya seperti tercekat. “Ya benar akulah Gajah
Mada yang sejak muda berusaha keras berlatih untuk menjadi orang berguna,”
suara laki-laki itu dengan sangat berwibawa. “Apa yang sudah kamu
lakukan untuk menyiapkan dirimu agar menjadi orang berguna,” mata laki-laki
itu lekat menatap Handi. Kemudian dia beralih memegang bahu Ardi dan Dani. “Saya berusaha menjadi
juara kelas dengan belajar tiap hari,” Ardi menjawab agak terbata-bata. “Saya belajar tiap
malam sehingga saya selalu rangking satu di sekolah,” Handi menyahut. “Saya les semua mata
pelajaran sehingga selalu mendapat prestasi Matematika tertinggi di kelasku,”
Dani menimpali jawaban teman-temannya. “Belum cukup, kalian
semua harus menambahkan jawaban lagi dengan benar untuk dapat dikembalikan ke
tempat semula,” laki-laki itu semakin mendekat. Ketiga anak itu berpikir
keras untuk mengungkapkan hal terbaik apa yang telah diperbuat selama ini.
Setelah satu jam berpikir keras Handi membuka pembicaraan. “Saya selalu berusaha
untuk tidak terlambat datang ke sekolah dan menyelesaikan tugas tepat waktu,”
Handi memulai mengajukan ide. “Saya berusaha bekerja
keras dan tidak mencontek waktu ujian,” kata-kata Ardi meluncur deras. “Saya mendengarkan
teman yang berbeda pendapat dan meresponnya dengan santun,” Dani bertutur
dengan lancar. |
Resolusi Selesai Dani
menyelesaikan kalimatnya, terdengar dentuman keras. Buuuum...! Seakan ada
yang mengangkat mereka bertiga tiba-tiba sudah kembali berada di area Candi
Trowulan tempat mereka melakukan pengamatan. Ketiganya mengusap mata. Seakan
tidak percaya mereka saling berangkulan. “Benar kata Gajah Mada
tadi...” Handi berucap lirih. “Iya kita tidak cukup
hanya hanya dengan pintar” Ardi berkata hampir tak terdengar. “Ya kita harus
memiliki perilaku yang baik...” Dani berteriak lantang sambil menyeret kedua
temannya menuju area candi yang harus diamati. Mereka bertiga bertekad
menyelesaikan tugasnya tepat waktu. Seperti biasanya mereka bekerja keras
untuk menghasilkan sebuah karya. |
B. Ciri
Kebahasaan Cerita Fantasi
1. Konjungsi
urutan waktu
Beberapa konjungsi
urutan waktu yang sering digunakan dalam cerita imajinasi adalah kemudian, seketika, tiba-tiba, sementara
itu, lalu, selama, bersamaan, selanjutnya, akhirnya, dan lain-lain.
Contoh.
“Siap, kapten!!!” dengan sedikit bercanda Berry menghormat layaknya
prajurit. Akhirnya, mereka bertiga
selesai beristirahat dan akan melanjutkan perjalanan. |
2. Kata
ganti
Kata ganti
merupakan kata yang menggantikan suatu benda atau hal. Kata ganti ini terdiri
atas kata ganti orang, kata ganti penunjuk, dan kata ganti penanya.
Contoh.
“Si..si..siapa kau ini?” Taufiq terbata-bata karena
kaget. “Perkenalkan aku adalah jin
dari Timur Tengah yang sudah seribu tahun terperangkap di dalam botol itu,” Jin itu membalas. “1000 tahun dalam botol?” Hahaha... pantas saja wajahmu keriput,” Berry tertawa. |
siapa =
kata ganti penanya
itu =
kata ganti penunjuk
mu, aku, kau = kata ganti orang
3. Kalimat
langsung dan kalimat tak langsung
Kalimat langsung biasanya
diucapkan langsung oleh tokoh dalam cerita.
Contoh.
“Apa yang kau lihat?” kata seorang kakek mencoba memberi
simpati. |
Kalimat tak
langsung digunakan oleh pengarang dalam menceritakan tindakan tokoh tersebut. Bisa
juga digunakan oleh tokoh saat menceritakan tokoh lain.
Contoh.
Sekarang
Jozu baru tahu bahwa tanda shuriken
di tangannya adalah tanda bahwa ia adalah keturunan para ninja. |
4.
Kata/Ungkapan
Keterkejutan
Penggunaan kata
keterkejutan berfungsi untuk menggerakkan cerita (memulai masalah)
Contoh
Setibanya
di rumah, tiba-tiba tangannya bergerak sendiri ketika melihat vas bunga
akan jatuh ketika disandung kucing. Saat sedang asyiknya berjalan, Taufiq terpeleset karena kakinya menginjak sebuah botol. Di tengah kebahagiaannya datanglah musibah itu. |
Komentar
Posting Komentar