Ejaan Bahasa Indonesia


Ejaan Bahasa Indonesia

Pengertian Ejaan
Pengertian ejaan dapat ditinjau dari dua segi, yaitu segi khusus dan segi umum. Secara khusus, ejaan dapat diartikan sebagai pelambangan bunyi-bunyi bahasa dengan huruf, baik berupa huruf demi huruf maupun huruf yang telah disusun menjadi kata, kelompok kata, atau kalimat. Secara umum, ejaan berarti keseluruhan ketentuan yang mengatur pelambangan bunyi bahasa, termasuk pemisahan dan penggabungannya, yang dilengkapi pula dengan penggunaan tanda baca.
Dalam suatu bahasa sistem ejaan lazimnya mempunyai tigas aspek, yaitu aspek fonologis, yang menyangkut pelambangan fonem dengan huruf dan penyusunan abjad; aspek morfologis, yang menyangkut pelambangan satuan-satuan morfemis; dan aspek sintaksis, yang menyangkut pelambangan ujaran dengan tanda baca. Dengan demikian, ketentuan yang mengatur pelambangan fonem dengan huruf, penyesuaian huruf-huruf asing dengan huruf yang ada dalam bahasa Indonesia, serta pelafalan, pengakroniman, dan penyusunan abjad termasuk di dalam aspek fonologis. Ketentuan yang mengatur pembentukan kata dengan pengimbuhan, penggabunagn kata, pemenggalan kata, penulisan kata, dan penyesuaian kosakata asing ke dalam bahasa Indonesia termasuk aspek morfologis. Di pihak lain, penulisan dan pelafalan frasa, klausa, serta kalimat termasuk aspek sintaksis.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ejaan pada dasarnya mencakup penulisan huruf, penulisan kata, termasuk singkatan, akronim, angka, dan lambing bilangan, serta penggunaan tanda baca. Di samping itu, pelafalan dan peraturan dalam penyerapan unsur asing juga termasuk dalam ejaan.

Fungsi Ejaan
Adapun fungsi-fungsi ejaan, antara lain, sebagai berikut.
(1)   Landasan pembakuan tata bahasa
(2)   Landasan pembakuan kosakata dan peristilahan
(3)   Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia.
Selain itu, secara praktis ejaan berfungsi untuk membantu pemahaman pembaca di dalam mencerna informasi yang disampaikan secara tertulis. Dalam hal ini fungsi praktis itu dapat dicapai jika segala ketentuan yang terdapat di dalam kaidah telah diterapkan dengan baik.
Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia
1.      Ejaan van Ophuysen
Ejaan van OPhuysen ditetapkan pada tahun 1901 dan diterbitkan dalam sebuah buku yang berjudul KItab Logat Melajoe. Sesuai dengan namanya, ejaan itu disusun oleh Ch. A van Ophuysen, yang dibantu oleh Engku Nawawi gelar Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Dalam sejarah bahasa Indonesia, yang waktu itu masih bernama bahasa Melayu, Ejaan van Ophuysen merupakan ejaan yang pertama kali disusun  secara sistematis.

2.      Ejaan Republik (Soewandi)
Ejaan Republik ialah ejaan baru yang disusun oleh Panitia Ejaan Bahasa Indonesia yang diketuai Mr. Soewandi. Penyusunan ejaan baru itu selain dimaksudkan untuk menyempurnakan ejaan yang berlaku sebelumnya, juga dimaksudkan untuk menyederhanakan sistem ejaan bahasa Indonesia. Ejaan Republik ditetapkan pada 1947 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan kala itu.

3.      Ejaan Pembaharuan
Ejaan Pembaharuan merupakan suatu ejaan yang direncanakan untuk memperbaharui Ejaan Republik. Ejaan ini disusun dengan nama konsep Ejaan Prijono-Katoppo, sebuah nama yang diambil dari dua nama tokoh yang mengetuai panitia ejaan itu. Pada tahun 1957 panitia berhasil merumuskan patokan-patokan ejaan baru. Akan tetapi, hasil kerja panitia tidak pernah diumumkan secara resmi sehingga ejaan ini belum pernah diberlakukan.

4.      Ejaan Melindo
Melindo adalah akronim dari Melayu-Indonesia. Ejaan Melindo, sesuai dengan namanya merupakan ejaan yang disusun atas kerja sama antara pihak Indonesia, yang diwakili oleh Slametmuljana, dan pihak persekutuan Tanah Melayu (Malaysia), yang dipimpin oleh Syed Nasir bin Ismail.  Semula Ejaan Melindo itu dimaksudkan untuk menyeragamkan ejaan yang digunakan di kedua negara tersebut. Namun, karena pada masa itu terjadi ketegangan politik antara Indonesia dan Malaysia, ejaan itu akhirnya gagal diresmikan.

5.      Ejaan Baru LBK (Lembaga Bahasa Kesusastraan)
Ejaan baru pada dasarnya merupakan ejaan lanjutan dari usaha yang telah dirintis oleh panitia Ejaan Melindo. Banyak perubahan yang terjadi dengan ejaan-ejaan sebelumnya. Namun,pada kenyataannya menimbulkan berbagai pendapat yang bernada keberatan sehingga peresmiannya pun belum dapat dilaksanakan.

6.      Ejaan yang Disempurnakan (EYD)
EYD dinyatakan berlaku sejak penggunaannya diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 16 Agustus 1972. Konsep-konsep dasar yang ditetapkan dalam EYD sebenarnya merupakan lanjutan dari EJaan LBK.

7.      Ejaan Bahasa Indonesia (EBI)
Ejaan Bahasa Indonesia (disingkat EBI) adalah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 2015 berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Ejaan ini menggantikan Ejaan yang Disempurnakan.

Hal-hal yang Diatur dalam Ejaan
1.      Pemakaian huruf
2.      Pemakaian huruf kapital dan huruf miring
3.      Penulisan kata
4.      Penulisan unsur serapan
5.      Pemakaian tanda baca

Tugas
1.      Hal apa saja yang diatur dalam Ejaan Bahasa Indonesia?
2.      Perubahan apa sajakah yang terdapat dalam EBI jika dibandingkan dengan ejaan-ejaan sebelumnya?
3.      Pertimbangan apa sajakah yang digunakan dalam penyusunan ejaan?
4.      Apa tujuan dari penyusunan ejaan?
5.      Perbaiki penulisan ejaan dan tanda baca berikut ini.
a.       Andi lebih menyukai dodol Garut dibandingkan bika ambon.
b.  Makanan persediaanku sudah habis, aku kebingungan mencari makanan. Disana sebenarnya banyak buah berry, namun aku masih ragu, karena banyak diantara buah tersebut yang beracun.
c.     Pulang dari objek wisata ini jangan lupa mencicipi berbagai macam olahan laut di warung-warung makan sekitar Pantai seperti udang, kepiting, cumi-cumi, ikan, dan sebagainya.
d.      Ayahnya seorang rektor di Universitas terkemuka di ibu kota.
e.       Salma mempunyai saudara 5 orang.
f.   Wisatawan yang ingin mengunjungi Pulau Samosir harus menyeberangi danau Toba menggunakan kapal.
g.      Surat saudara sudah kami terima dengan senang hati.


Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
https://puebi.readthedocs.io/en/latest/



Penyusun: Resky Septrina, M.Pd.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENYAJIKAN DATA, GAGASAN, DAN KESAN DALAM BENTUK TEKS DESKRIPSI

MENELAAH STRUKTUR DAN KEBAHASAAN TEKS NARASI (CERITA FANTASI)

MENJELASKAN ISI TEKS DESKRIPSI