RAGAM BAHASA
RAGAM BAHASA
Pengertian
Bahasa mempunyai sistem dan
subsistem yang dipahami oleh semua penutur bahasa. Namun, penutur bahasa meski
berada dalam masyarakat tutur, tidak merupakan kumpulan manusia yang homogen,
maka wujud bahasa yang konkret menjadi tidak seragam. Bahasa menjadi beragam
atau bervariasi. Terjadinya keragaman bahasa bukan hanya disebabkan oleh para
penuturnya yang tidak homogen, tetapi juga karena kegiatan interaksi sosial
yang mereka lakukan sangat beragam. Setiap kegiatan memerlukan atau menyebabkan
terjadinya keragaman bahasa. Keragaman ini akan semakin bertambah kalau bahasa
tersebut digunakan oleh penutur yang sangat banyak, serta dalam wilayah yang
sangat luas.
Jenis Variasi Bahasa
1. Variasi
dari Segi Penutur
a.
Idiolek
Variasi bahasa yang bersifat perseorangan. Setiap
orang memiliki variasi bahasa masing-masing. Variasi ini berkenaan dengan warna
suara, nada, gaya bahasa, susunan kalimat yang dimiliki seseorang. Warna suara
tersebut membuat kita dapat mengenali orang lain dengan mendengar suara
bicaranya tanpa melihat orangnya.
b.
Dialek
Variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlah
relatif, yang berada pada suatu tempat, wilayah, atau area tertentu. Para
penutur suatu dialek, meskipun mereka mempunyai idioleknya masing-masing,
memiliki kesamaan ciri yang menandai bahwa mereka berada pada suatu dialek
tertentu.
c.
Sosiolek
Variasi bahasa yang berkenaan dengan status, golongan,
dan kelas sosial para penuturnya. Selain itu perbedaan usia, jenis kelamin,
status pekerjaan, tingkat kebangsawanan, pendidikan, dan keadaan sosial ekonomi
juga merupakan bagian dari variasi bahasa sosiolek.
d.
Akrolek
Variasi bahasa yang dianggap lebih tinggi atau lebih
bergengsi daripada variasi bahasa lainnya. Misalnya, dialek Jakarta merupakan
variasi bahasa yang lebih bergengsi. Hal ini dianggap dialek Jakarta cenderung
semakin bergengsi sebagai salah satu ciri kota metropolitan, sebab para remaja
daerah yang pernah ke Jakarta, merasa bangga bisa berbicara dalam dialek
Jakarta tersebut.
e.
Basilek
Variasi bahasa yang dianggap kurang bergengsi atau
dianggap rendah. Misalnya, dulu bahasa Inggris
dipandang kurang bergengsi dibandingkan dengan bahasa Perancis.
f.
Vulgar
Variasi bahasa yang ciri-cirinya terkesan kasar
biasanya sering digunakan oleh kelompok yang kurang terpelajar atau dari
kalangan yang tidak berpendidikan.
g.
Slang
Variasi bahasa yang bersifat rahasia. Variasi bahasa
ini digunakan oleh kalangan tertentu yang sangat terbatas, dan tidak boleh
diketahui oleh kalangan di luar kelompok itu. Oleh karena itu, kosakata yang
digunakan dalam kelompok ini sering berubah-ubah.
h.
Kolokial
Variasi bahasa yang sering digunakan dalam percakapan
sehari-hari.
i.
Jargon
Variasi bahasa yang digunakan secara terbatas oleh
kelompok-kelompok tertentu. Ungkapan yang digunakan seringkali tidak dapat
dipahami oleh masyarakat di luar kelompok.
j.
Argot
Variasi bahasa yang digunakan secara terbatas oleh
profesi-profesi tertentu dan bersifat rahasia. Misalnya, dalam dunia kejahatan
ungkapan ‘barang’ berarti mangsa, ‘daun’ berarti duit, ‘gemuk’ berarti mangsa
besar.
k.
Ken
Variasi bahasa yang bernada memelas dibuat
merengek-rengek penuh dengan kepura-puraan. Biasanya digunakan oleh para
pengemis.
2. Variasi
dari Segi Pemakaian
Variasi bahasa
dari segi pemakaian biasanya berdasarkan bidang penggunaan, gaya, dan sarana
penggunaan. Variasi bahasa ini berkenaan dengan bahasa itu digunakan untuk
keperluan atau bidang apa. Misalnya, bidang sastra, jurnalistik, militer,
hukum, kedokteran, pertanian, pelayaran, perkenomian, perdagangan, pendidikan,
dan kegiatan keilmuan. Variasi bahasa ini yang paling tampak cirinya adalah
dalam bidang kosakata. Ragam bahasa jurnalistik bersifat sederhana, ringkas,
dan komunikatif. Sedangkan ragam bahasa ilmiah memiliki ciri menggunakan
kosakata bahasa baku, bebas dari keambiguan, serta tidak menggunakan majas atau
idiom. Begitu juga variasi bahasa dalam bidang lainnya, tentu memiliki ciri
yang berbeda.
3. Variasi
dari Segi Keformalan
Martin Joos
(1967) membagi variasi bahasa atas lima macam gaya, yaitu ragam beku (frozen),
ragam resmi (formal), ragam usaha (konsultatif), ragam santai (casual), dan
ragam akrab (intimate).
a.
Ragam Beku
Variasi bahasa yang paling formal, yang digunakan
dalam situasi-situasi khidmat, dan upacara-upacara resmi, misalnya upacara
kenegaraan, tata cara pengambilan sumpah, kitab undang-undang, akte notaris,
dan surat-surat keputusan. Diesebut ragam beku karena pola dan kaidahnya sudah
ditetapkan secara mantap, tidak boleh diubah. Dalam bentuk tertulis ragam beku
ini kita dapati dalam dokumen-dokumen sejarah, seperti undang-undang dasar.
Susunan kalimat dalam ragam beku biasanya panjang-panjang, bersifat kaku, dan
kata-katanya lengkap.
b.
Ragam Resmi
Variasi bahasa yang digunakan dalam pidato kenegaraan,
rapat dinas, surat-menyurat dinas, ceramah keagamaan, buku-buku pelajaran, dan
sebagainya. Pola dan kaidah ragam resmi sudah ditetapkan secara mantap sebagai
suatu standar. Ragam resmi ini pada dasarnya sama dengan ragam bahasa baku atau
standar yang hanya digunakan dalam situasi resmi. Misalnya, dalam acara
peminangan, pembicaraan seorang dekan di kantornya, atau diskusi dalam ruang
kuliah.
c.
Ragam Usaha
Variasi bahasa yang digunakan dalam pembicaraan biasa
di sekolah dan rapat-rapat yang berorientasi kepada hasil atau produksi. Jadi,
ragam usaha ini dapat dikatakan ragam usaha
yang paling operasional karena berada di antara ragam formal dan ragam
informal.
d.
Ragam Santai
Variasi bahasa yang digunakan dalam situasi tidak
resmi untuk berbincang-bincang dengan keluarga atau teman saat berolahraga,
berekreasi, dan sebagainya. Dapat juga digunakan saat berkomunikasi dengan
seseorang yang baru dikenal atau digunakan berkomunikasi dengan pelayan
restoran. Kosakata dalam variasi bahasa ini banyak dipenuhi unsur bahasa
daerah.
e.
Ragam Akrab
Variasi bahasa yang biasa digunakan oleh para penutur
yang hubungannya sudah akrab, seperti antaranggota keluarga atau antarteman
yang hubungannya sudah akrab. Ragam ini ditandai dengan penggunaan bahasa yang
tidak lengkap, pendek-pendek, dan dengan artikulasi yang seringkali tidak
jelas. Hal ini terjadi karena di antara partisipan sudah saling pengertian dan
memiliki pengetahuan yang sama.
Perhatikan contoh berikut.
(1)
Saudara boleh mengambil buku-buku ini yang
Saudara sukai (usaha)
(2)
Ambillah yang kamu sukai! (santai)
(3)
Kalau mau ambil aja! (akrab)
Dapat dilihat
dari contoh di atas bahwa semakin akrab hubungan seseorang semakin pendek
kata-kata yang digunakan. Kalimat (1) lebih tinggi dari kalimat (2); kalimat
(2) lebih tinggi dari kalimat (3). Kalimat (1) termasuk ragam usaha karena
kurang lebih bentuk seperti itulah yang biasa kita gunakan.
4. Variasi
dari Segi Sarana
Variasi bahasa
ini dapat disebut ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulisan. Adanya ragam
bahasa ini disebabkan ketidaksamaan wujud struktur karena dalam berbahasa lisan
kita dibantu oleh unsur nonbahasa yang berupa nada suara, gerak-gerik tangan,
gelengan kepala, dan lain sebagainya. Sedangkan dalam ragam bahasa tulis hal
tersebut tidak ada. Dalam ragam bahasa tulis
kita harus dapat menulis kalimat-kalimat yang dapat dipahami dengan baik
oleh pembaca.
TUGAS
1.
Bahasa Indonesia dan bahasa Malaysia memiliki
sistem dan subsistem bahasa yang hampir sama, tetapi keduanya dianggap sebagai
dua bahasa yang berbeda. Mengapa hal ini dapat terjadi? Jelaskan berdasarkan
konsep ragam bahasa.
2.
Apa penyebab terjadinya keragaman bahasa?
3.
Bagaimana ciri-ciri bahasa Indonesia ragam
ilmiah?
Bunga : Jadi, Cin? (jadi membuat tugas kelompok)
Anggun: Yoi, Mamak udah nyiapin semuanya.
Bunga: Asik, makan enak nih. Ntar aku bilang sama yang
lain. Jamber?
Anggun: Jam 2 kalian udah di rumahku.
Bunga: Siaap!
|
Guru: Minggu depan makalahnya harus dikumpulkan.
Ketua Kelas: Baik, Bu. Nanti saya sampaikan kepada teman-teman.
Guru: Oke, terima kasih. Ya sudah, kembali ke kelas.
Ketua Kelas: Terima kasih kembali, Bu.
|
4.
Jelaskan ragam bahasa apa yang digunakan dalam
dua percakapan di atas?
Penyusun: Resky Septrina, M.Pd.
Komentar
Posting Komentar