Situasi Tutur
Pragmatik tidak dapat
dipisahkan dari konsep situasi tutur. Sebab dengan menggunakan analisis
pragmatik, maksud atau tujuan tuturan dari sebuah peristiwa tutur dapat
diidentifikasikan melalui situasi tutur yang menyertainya. Sebuah peristiwa
tutur dapat terjadi karena adanya situasi yang mendorong terjadinya peristiwa
tutur tersebut. Sebuah tuturan digunakan dengan tujuan untuk menyampaikan
beberapa maksud kepada pendengar. Hal tersebut dipengaruhi oleh situasi yang
melingkupi tuturan tersebut.
Dalam komunikasi, tidak
ada tuturan tanpa situasi tutur. Tuturan merupakan akibat, sedangkan situasi
tutur merupakan sebab. Sebuah tuturan tidak selalu diartikan sebagai
representasi langsung terhadap elemen makna unsur-unsurnya. Pada kenyataannya
terjadi bermacam-macam maksud yang dapat diekspresikan melalui sebuah tuturan,
atau sebaliknya, bermacam-macam tuturan dapat mengungkapkan sebuah maksud.
Leech (1993:19)
megemukakan dalam situasi tutur terdapat lima aspek yang mendukung situasi
tutur, yaitu sebagai berikut.
(1)
Penutur dan Mitra Tutur
Aspek-aspek yang berkaitan dengan
dengan penutur dan mitra tutur adalah usia, jenis kelamin, latar belakang,
sosial ekonomi, tingkat keakraban, dan sebagainya. Penutur adalah seseorang
yang menyampaikan tuturan, sedangkan mitra tutur adalah seseorang yang menjadi
sasaran dari tuturan tersebut. Peran penutur dan mitra tutur dilakukan secara
silih berganti, penutur pada tahap tutur berikutnya dapat menjadi mitra tutur,
begitu pula sebaliknya sehingga terwujud interaksi dalam komunikasi. Konsep
tersebut juga mencakup penulis dan pembaca apabila tuturan tersebut dikomunikasikan
dalam bentuk tulisan.
(2)
Konteks Tuturan
Pada hakikatnya konteks dalam
pragmatik merupakan semua latar belakang pengetahuan yang dipahami oleh penutur
dan mitra tutur. Konteks tuturan mencakupi aspek fisik atau latar sosial yang
relevan dengan tuturan yang bersangkutan. Konteks yang berupa bagian ekspresi
yang dapat mendukung kejelasan maksud disebut dengan ko-teks. Sementara itu,
konteks yang berupa situasi yang berhubungan dengan suatu kejadian disebut
konteks.
(3) Tujuan Tuturan
Setiap tuturan yang dituturkan oleh penutur memiliki tujuan tertentu. Sehubungan
dengan itu, bentuk tuturan yang bermacam-macam dapat digunakan untuk menyatakan
maksud yang sama. Atau sebaliknya, berbagai macam maksud dapat dituturkan
dengan tuturan yang sama. Tujuan tuturan merupakan sesuatu yang ingin dicapai
penutur dengan melakukan tindakan bertutur. Semua tuturan memiliki tujuan, hal
tersebut berarti bahwa tidak ada tuturan
yang tidak mengungkapkan suatu tujuan.
(4) Tuturan sebagai Bentuk Tindakan atau Aktivitas
Tuturan
sebagai tindakan atau aktivitas berarti bahwa bertutur merupakan sebuah
tindakan. Oleh karena itu, menuturkan sesuatu juga dianggap melakukan sesuatu.
Sebab tuturan sebagai bentuk tindakan tidak ubahnya sebagai tindakan yang
dilakukan dengan menggunakan anggota tubuh.
(5) Tuturan sebagai Produk
Tindak Verbal
Tindak verbal merupakan tindak mengekspresikan
kata-kata atau bahasa. Tuturan yang tercipta melalui tindakan verbal maka
tuturan tersebut merupakan produk tindakan verbal. Tuturan tersebut dapat
ditemukan pada percakapan lisan ataupun tulisan.
*Untuk daftar pustaka hubungi penulis
Komentar
Posting Komentar