Jenis-Jenis Tindak Tutur


Searle (dalam Rahadi, 2005:70) menyatakan bahwa penggunaaan bahasa dalam masyarakat terdiri dari tiga jenis tindak tutur, yaitu (1) tindak tutur lokusioner, (2) tindak tutur ilokusioner, dan (3) tindak tutur perlokusioner. 

1. Tindak Tutur Lokusioner
Tindak lokusioner adalah tindak bertutur dengan kata, frasa, dan kalimat sesuai dengan makna yang dikandung kata, frasa, dan kalimat itu. Dengan kata lain, tindak lokusioner adalah tindak tutur yang menyatakan sesuatu dalam bentuk kalimat yang bermakna dan dapat dipahami. Misalnya, kepalaku sakit, semata-mata hanya dimaksudkan untuk memberitahu mitra tutur bahwa pada saat dimunculkannya tuturan tersebut penutur sedang sakit kepala.

2. Tindak Tutur Ilokusioner
Tindak perlokusioner adalan tindak tutur yang memberikan pengaruh kepada mitra tutur. Tuturan yang diucapkan oleh penutur sering kali memiliki efek atau daya pengaruh bagi yang mendengarkannya. Efek atau daya pengaruh ini dapat terjadi karena disengaja ataupun tidak sengaja oleh penuturnya. Misalnya, tuturan ibu kepada anak “jangan main jauh-jauh, nanti kamu diculik!, maka anak akan menjadi takut dan cemas. Tuturan ibu tersebut merupakan tindak tutur perlokusioner.

3. Tindak Tutur Perlokusioner
 Tindak ilokusioner adalah tindakan melakukan sesuatu dengan maksud dan fungsi yang tertentu pula. Tuturan kepalaku sakit bukan semata-mata dimaksudkan untuk memberitahu kepada mitra tutur namun lebih dari itu. Pada tuturan tersebut penutur menginginkan mitra tutur melakukan sesuatu yang berkaitan dengan rasa sakit pada kepalanya. Misalnya, memberi obat sakit kepala. Tindak ilokusioner biasanya berkaitan dengan pemberian izin, mengucapkan terima kasih, menyuruh, menawarkan, mengeluh, dan menjanjikan.


*Untuk daftar pustaka hubungi penulis 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENYAJIKAN DATA, GAGASAN, DAN KESAN DALAM BENTUK TEKS DESKRIPSI

MENELAAH STRUKTUR DAN KEBAHASAAN TEKS NARASI (CERITA FANTASI)

MENJELASKAN ISI TEKS DESKRIPSI